Rabu, 23 Januari 2008

JALAN TUKAD IRAWADI

Awan mendung
Menunggu antrian hujan
Petir malas menyapa

Tukad Irawadi, 05 01 08



Dingin terselimut
Dering menyapa
Subuh tak hening lagi

Tukad Irawadi, 05 01 08



Gaun putih
Selendang jingga
Tatapanmu hitam

Tukad Irawadi, 05 01 08



Merah meradang
Hilangkan putih
Abu-abu menyelinap

Tukad Irawadi, 05 01 08



Gila
Aku gila menggilai
Hingga sadar datang

Tukad Irawadi, 05 01 08



Membaca Buku
Menelan Ludah
Aku tak mengerti

Tukad Irawadi, 05 01 08



Desahan tengah malam
Tetaplah bernyanyi
Elang pun bisu

Tukad Irawadi, 05 01 08



Aku rindu ibu
Ibu negeri ini
Ibu anak-anakku

Tukad Irawadi, 05 01 08



Sebatang lisong
Secangkir kopi madu
Tanpa asbak

Tukad Irawadi, 05 01 08



Renyah
Retak
Patah

Tukad Irawadi, 05 01 08



Garis batas
Jelas Tegas
Membatas

Tukad Irawadi, 05 01 08



Maaf
Tanpa menangis
Tanpa suara

Tukad Irawadi, 05 01 08



Seperti pagi
Rumput semata kaki
Telanjang

Tukad Irawadi, 05 01 08



Menampik
Walau bersama
Kompromi masa kini

Tukad Irawadi, 05 01 08



Terakhir
Jadwal pertama
Menari bersama

Tukad Irawadi, 05 01 08



Pintu terbuka
Ruang terkunci
Dijalanan saja

Tukad Irawadi, 05 01 08

Tidak ada komentar: