Aku bukan maumu
Gilaku menyambut pagi dini hari ini
Haturkan maaf pada kaki langit
Jangan lagi mendatangi malam
Aku bukan inginmu
Gersang malam bertiupkan debu sesak
Menyelimuti sepenggal perjalanan
Aku harus terus menempuhnya
Aku bukan impianmu
Meski kau sempat masuk dan berbaring disisi mimpiku
Menggeliat setengah telanjang
Dengan peluh yang hanya seleher
Aku bukan pilihanmu
Puncak malam dan danau pagi kita habiskan
Semuapun usai ditikam kebosanan
Angin bertiup, membelai dan menidurkanku
Aku bukan akhirmu
Persimpangan ini begitu sesak oleh kenalan-kenalan kita
Perjalananku masih jauh
Jangan ganggu aku, kecuali kau mau menemani
(Bali 2 Pebruari 2008)
Jumat, 01 Februari 2008
INSOMNIA
Dinding ruang kamar
Yang selalu pengap oleh asap tembakau
Adakah malam ini kan datang
Nyanyian lagu lewat dering tengah malam
Sesak hidup ini
Inginkan kesegaran warnamu
Nama dan gambarmu tak biasa
Tanda tak terbilang sudah
Angka tak terhitung lagi
Insomnia.......
Nada-nadamu indah terdengar
Detak ini membuatku tak kan terpejamkan
Rindu ini membuatku tak kan terlelapkan
Insomnia, insomnia.......
Yakinlah aku mendengarmu
Aku tak akan tertidur lagi
Nasib adalah takdir yang kita ciptakan
Indahnya insomnia selamanya......
(Bali, 1 Februari 2008)
Yang selalu pengap oleh asap tembakau
Adakah malam ini kan datang
Nyanyian lagu lewat dering tengah malam
Sesak hidup ini
Inginkan kesegaran warnamu
Nama dan gambarmu tak biasa
Tanda tak terbilang sudah
Angka tak terhitung lagi
Insomnia.......
Nada-nadamu indah terdengar
Detak ini membuatku tak kan terpejamkan
Rindu ini membuatku tak kan terlelapkan
Insomnia, insomnia.......
Yakinlah aku mendengarmu
Aku tak akan tertidur lagi
Nasib adalah takdir yang kita ciptakan
Indahnya insomnia selamanya......
(Bali, 1 Februari 2008)
TERBIASA
Gurau
Sapa
Menelan lamunan
Sepi kembali
(Bali, 1 Februari 2008)
Sendiri
Sesekali bersama genggaman
Berdua
Habiskan malam
(Bali, 1 Februari 2008)
Tak ada rokok
Tak ada kopi
Tak ada panggilan
(Bali, 1 Februari 2008)
Suaranya sepi
Tangisnya sepi
Teriakannya sepi
(Bali, 1 Februari 2008)
Ribuan kilometer
Sebuah kisah sampai
Terburai obrolan dini hari
(Bali, 1 Februari 2008)
Dendam tak terbalas
Rindu tak terobati
Hilang satu demi Satu
(Bali, 1 Februari 2008)
Mekarnya sempurna
Wanginya sempurna
Genggamannya rapuh
(Bali, 1 Februari 2008)
Esok adalah entah
Pagi hanyalah sepi
Mimpi tak lagi tertidurkan
(Bali, 1 Februari 2008)
Segelas teh manis
Sepotong lumpia basah
Hmmm....
(Bali, 1 Februari 2008)
Mainkan lagi
Tembang jawa lawasku
Bawa aku tenggelam semakin dalam
(Bali, 1 Februari 2008)
Sapa
Menelan lamunan
Sepi kembali
(Bali, 1 Februari 2008)
Sendiri
Sesekali bersama genggaman
Berdua
Habiskan malam
(Bali, 1 Februari 2008)
Tak ada rokok
Tak ada kopi
Tak ada panggilan
(Bali, 1 Februari 2008)
Suaranya sepi
Tangisnya sepi
Teriakannya sepi
(Bali, 1 Februari 2008)
Ribuan kilometer
Sebuah kisah sampai
Terburai obrolan dini hari
(Bali, 1 Februari 2008)
Dendam tak terbalas
Rindu tak terobati
Hilang satu demi Satu
(Bali, 1 Februari 2008)
Mekarnya sempurna
Wanginya sempurna
Genggamannya rapuh
(Bali, 1 Februari 2008)
Esok adalah entah
Pagi hanyalah sepi
Mimpi tak lagi tertidurkan
(Bali, 1 Februari 2008)
Segelas teh manis
Sepotong lumpia basah
Hmmm....
(Bali, 1 Februari 2008)
Mainkan lagi
Tembang jawa lawasku
Bawa aku tenggelam semakin dalam
(Bali, 1 Februari 2008)
TERSESAT
Aku diam
Aku tak akan lanjutkan
Hingga tanda-tanda datang
(Bali, 31 Januari 2008)
Sampai begitu
Sampai sebegitukah
Hingga semua berprasangka
(Bali, 31 Januari 2008)
Gangguan jiwaku
Gangguan mentalku
Gangguan otakku
Bukan, hanya kangen
(Bali, 31 Januari 2008)
Aku tak akan lanjutkan
Hingga tanda-tanda datang
(Bali, 31 Januari 2008)
Sampai begitu
Sampai sebegitukah
Hingga semua berprasangka
(Bali, 31 Januari 2008)
Gangguan jiwaku
Gangguan mentalku
Gangguan otakku
Bukan, hanya kangen
(Bali, 31 Januari 2008)
PAGAR HATI
Pagar yang terbuat dari hati
Angin bertiup
Kadang kencang
Kadang renyah
Kadang pahit
Pagar yang terbuat dari hati
Rumput hijau
Tanpa rumah
Tanpa ayunan
Tanpa kamar mandi dan dapur
Pagar yang terbuat dari hati
Hari sudah malam
Biasanya dia datang
Biasanya hingga aku tak kuasa
Biasanya tak seperti ini
Pagar yang terbuat dari hati
Angin bertiup
Rumput hijau
Hari sudah malam
Ayo tidur, hingga pagar diketuk lagi.
(Bali, 29 Januari 2008)
Angin bertiup
Kadang kencang
Kadang renyah
Kadang pahit
Pagar yang terbuat dari hati
Rumput hijau
Tanpa rumah
Tanpa ayunan
Tanpa kamar mandi dan dapur
Pagar yang terbuat dari hati
Hari sudah malam
Biasanya dia datang
Biasanya hingga aku tak kuasa
Biasanya tak seperti ini
Pagar yang terbuat dari hati
Angin bertiup
Rumput hijau
Hari sudah malam
Ayo tidur, hingga pagar diketuk lagi.
(Bali, 29 Januari 2008)
Langganan:
Postingan (Atom)